Indonesia merupakan negara berkembang yang saat ini berusaha menjadi negara maju. Dalam perwujudan negara maju setidaknya harus memenuhi kriteria yang biasa disebut SDG’s atau Sustainable Development Goals yang merupakan agenda dunia dalam PBB sebagai kemaslahatan manusia. Kriteria tersebut harus bisa dipenuhi Indonesia bagaimanapun caranya agar tanah air ini bisa diakui oleh negara lain sebagai negara maju. Dalam agendanya, United Nation merancang SDG’s dengan berbagai macam kriteria untuk kesejahteraan bersama. Namun, yang ditekankan oleh banyak negara dalam agenda ini adalah mengenai “Kemiskinan” yang termasuk tujuan ke 8 yaitu “Decent Work and Economic Growth”. Pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi merupakan tolak ukur dari beberapa lembaga mengenai kesejahteraan warga negara pada suatu negara. Hal itu dikarenakan ekonomi merupakan kekuatan yang sangat berpengaruh di dunia ini. Tanpa adanya ekonomi yang tersusun dengan rapi dan sistematis, ketimpangan ekonomi atau krisis moneter dapat terjadi di negara tersebut.
Indonesia sendiri pernah mengalami permasalahan ekonomi yang sangat serius dengan Hiperinflasi pada periode orde lama tahun 1963. Kemudian inflasi terjadi lagi di era Presiden Soeharto. Pada saat ini Indonesia telah berhasil menjadi negara yang memiliki pendapatan domestik bruto terkuat di Asia Tenggara pada tahun 2018 dan peringkat 16 dunia. Walaupun menjadi macan asia di luar sana, pada dasarnya ekonomi di Indonesia ini bisa dibilang masih belum merata. Kurang meratanya ekonomi bisa dirasakan jika kita masuk lebih dalam lagi di daerah-daerah yang bisa dibilang tertinggal. Tertinggalnya daerah tersebut dikarenakan kurang adanya perhatian pemerintah pada daerah tersebut. Tak perlu jauh melihat daerah lain, disekitar kita pun masih banyak terdapat kemisikinan. Banyaknya gelandangan atau pengemis juga menjadi tolak ukur dari perkembangan perekonomian negara. Karena mereka semua mendapatkan hak untuk dipelihara negara. Bukannya pidana ataupun denda.
Berbicara mengenai kemiskinan sebenarnya ada banyak peluang untuk mencegah dan mengatasinya. Salah satunya dengan memainkam peran pemudanya. Seperti yang diprediksikan beberapa puluh tahun ke depan Indonesia akan mengalami “Bonus Demografi” dimana kondisi dalam sebuah negara usia produktif lebih banyak dibandingkan dengan usia lanjut. Hal tersebut harusnya bisa dimanfaatkan dengan memberikan pemikiran-pemikiran kreatif yang mengisi pemerintahan sehingga bisa memberikan sebuah inovasi yang lebih masa kini. Pemerintah saat ini masih belum maksimal dalam memanfaatkan anak mudanya. Seperti contohnya banyak golongan tua yang sudah menjabat berpuluh tahun menjadi menteri dan petinggi negara. Dengan adanya anak muda, kebijakan yang diberikan setidaknya tidak terlalu monoton seperti saat ini. Dalam pemberantasan kemiskinan pemuda berperan penting dalam memberikan inovasi yang kreatif seiring dengan perkembangan teknologi yang sudah tidak bisa dipisahkan lagi oleh darah muda.
Indonesia harus segera mendapatkan identitas diri yang jauh lebih dikenali banyak orang di dunia. Seperti yang kita ketahui, Bali yang merupakan provinsi di Indonesia, faktanya lebih dikenal oleh masyarakat luar negeri dibandingkan negaranya sendiri. Hal itu dikarenakan cerdasnya kebijakan pemerintah dengan menggerakkan komoditas perekonomian dengan pariwisata. Hal yang sama juga diterapkan oleh Kabupaten Banyuwangi dibawah kepemipinan Azwar Annas yang terbukti bisa memajukan daerah Banyuwangi dibanding sebelumnya. Indonesia sendiri di setiap tempatnya memiliki keragaman pariwisata yang begitu luar biasa. Tak sedikit pula daerah yang tidak memiliki pantai dan gunung, namun tetap menjadi daerah wisata, seperti Kabupaten Bojonegoro yang menjadikan tambang minyak tradisional sebagai tempat wisata unggulan. Pariwisata Indonesia begitu luas tersebar dari Sabang sampai Merauke. Namun sayangnya terdapat kendala di dalamnya. Pemerintah pusat saat ini memperhatikan pariwisata hanya dari sisi manajemen seperti membentuk Asidewi, Pokdarwis, dan Genpi. Sangat disayangkan pemerintah tidak memasarkan dengan cerdas. Seperti yang kita ketahui dalam teori perdagangan yang berlaku di masyarakat bahwa “Lebih baik menjemput bola, daripada menunggu bola”. Pepatah tersebut sudah biasa diucapkan banyak orang. Namun pepatah inilah yang belum menjadi perhatian dari pemerintah.
Kurangnya dukungan dan sosialisasi dari instansi terkait, membuat pariwisata di beberapa daerah lesu. Ada banyak hal yang menjadi penghalang antara lain terbatasnya informasi, kurangnya akses, dan banyaknya penipuan mengenai promosi berwisata. Banyak orang yang merasa kebingungan ketika berkunjung pertama kali ke suatu daerah karena kurangnya informasi dari berbagai pihak. Belum lagi sulitnya akses membuat wisatawan domestik maupun mancanegara menjadi malas dalam berpergian ke tempat baru. Kemudian, adanya pihak-pihak yang membuat pariwisata menjadi sumber keuntungan yang tidak halal membuat wisatawan was-was dalam memilih penyelenggara travel ataupun open trip.
Industri 4.0 harus dimanfaatkan saat ini juga di bidang pariwisata. Dolent atau “Digital Online Tourism” merupakan inovasi industri 4.0 dalam perbaikan perekonomian masyarakat dalam sektor pariwisata. Dengan berbentuk aplikasi atau startup diharapkan wisatawan bisa dengan mudah dalam mendapatkan pelayanan di pariwisata. Aplikasi ini nantinya akan berisi mengenai informasi pariwisata beserta suguhan travel yang biasa disebut dengan open trip. Gaya open trip digunakan banyak travel karena lebih simpel dan bagi wisatawan lebih praktis dan ekonomis. Open trip menyuguhkan banyak paket wisata dengan harga yang lebih murah dan mudah. Beberapa manfaat dari startup ini adalah:
- Informasi lebih luas. Dengan adanya Dolent wisatawan dapat mendapatkan banyak informasi mengenai tempat wisata yang asing dan tersembunyi. Sehingga wisatawan tidak bosan dengan wisata yang sudah biasa dikunjungi.
- Adanya akses untuk berkunjung. Dengan pemaketan yang berasal dari agen travel bisa memberikan kemudahan dalam mengakses lokasi tersebut mengingat nantinya akan ada GPS dan pesan yang akan membantu menunjukan arah dan fitur suara penunjuk. Terlebih lagi wisatawan tidak perlu kesulitan dalam menuju lokasi wisata yang akan dituju karena adanya bantuan dari agen travel.
- Jaminan keamanan untuk wisatawan. Banyak tindak kejahatan yang terjadi di luar sana. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan paket wisata. Tak sedikit orang yang sudah dirugikan oleh agen travel musang tersebut. Dengan adanya startup ini agen travel yang ingin tercantum haruslah menyerahkan surat rekomendasi dan izin usaha pariwisata di instansi terkait. Dengan ini diharapkan mampu menjaga keamanan dari konsumen penikmat pariwisata dengan Dolent.
- Selain keamanan terhadap konsumen, penyedia jasa atau layanan wisata juga mendapatkan keamanan yang sama dengan sistem pengaturan keuangan dimana nantinya ketika konsumen memesan jasa wisata harus men-transfer uang terlebih dahulu kepada operator aplikasi yang nantinya baru akan dilanjutkan kepada penyedia jasa.
- Adanya room chat group untuk wisatawan dengan tujuan peserta bersyarat. Terkadang penyedia jasa travel hanya akan membuka travel dengan jumlah minimal wisatawan. Maka dari itu untuk menanganinya akan ada sistem booking agar memenuhi kuota minimal dan akan diberangkatkan dalam waktu bersamaan.
- Peningkatan ekonomi masyarakat. Bukan hanya agen travel saja yang mendapat keuntungan, namun masyarakat sekitar bahkan masyarakat luar wilayah akan mendapatkan berbagai jenis pekerjaan. Seperti yang kita ketahui dengan semakin banyaknya pariwisata yang ada juga akan memberikan banyak keuntungan untuk warga dan pemerintah. Setidaknya dari hal kecil ini masyarakat sekitar bisa lebih produktif dalam menjalani kehidupannya.
- Meningkatkan produktivitas penyedia jasa layanan pariwisata. Banyak jasa pariwisata yang gulung tikar karena rendahnya informasi wisatawan mengenai agen wisata. Dengan adanya startup ini bisa menjadikan semangat baru agen wisata untuk lebih giat dalam melakoni pekerjaannya.
- Berimbas positif pada pemerintah. Pariwisata adalah aset yang tidak akan pernah habis seperti halnya minyak. Maka dari itu untuk mendapat keuntungan yang besar, pemerintah juga harus mendukung program tersebut dengan menggerakkan organisasi pariwisata dengan peningkatan tujuh Sapta Pesona, yaitu aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah tamah dan kenangan. Dengan pemanfaatan tersebut maka pariwisata akan tetap lestari dan memberikan dampak besar pada pemerintah.
Maka dari itu pemanfaatan teknologi digital dalam penggunaannya harus dimanfaatkan semaksimal mungkin di era industri 4.0 yang mana pariwisata pun yang saat ini pemanfaatannya kurang maksimal. Sebagai bonus demografi harus bergerak lebih baik dengan memanfaatkan perkembangan zaman. Dolent merupakan inovasi yang dirasa sangat tepat untuk digunakan mengingat perkembangan zaman yang semakin dinamis ini. Dengan adanya starup ini memberikan keunggulan-keunggulan yang sangat menguntungkan bagi pemerintah, pengunjung, dan masyarakat untuk meningkatkan perekonomian. Ditambah lagi pemberian rasa keamanan pada agen wisata dan wisatawan membuat motivasi baru agen wisata untuk menciptakan kreasi dan inovasi baru juga. Pemerintah sebagai elemen pendukung haruslah pintar dalam melihat potensi yang dimiliki negara dengan memanfaatkan segala hal untuk cita-cita negara Indonesia ini.
EDITOR : SITI NIKMAH