Pada 16 Maret 2020, kami ditugaskan untuk meneliti tentang perencanaan pengembangan potensi desa wisata yang ada di regional Malang dan Batu. Setelah mendiskusikan beberapa tempat yang akan dituju untuk penelitian, kelompok kami sepakat untuk meneliti destinasi wisata Kampoeng Goenoeng, ide ini didapat dari hasil penelusuran desa wisata yang populer di Kota Batu. Dikarenakan waktu yang sangat mepet ditengah ujian tengah semester dan sedang maraknya panik wabah Corona, kami memutuskan untuk langsung meneliti destinasi tersebut tanpa melakukan survey langsung ke tempat tersebut. Data survey hanya kami peroleh dari penelusuran website.
Kemudian lusanya pada tanggal 18 Maret 2020 kami melaksanakan rencana kami untuk melakukan penelitian. Pada jam 08.00 kami berkumpul di depan KPRI Brawijaya dan berangkat dengan mobil. Kampoeng Goenoeng terletak di alamat Jalan Melati No. 9 Dusun Kapru, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Wisata Batu, Malang. Perjalanan menuju alamat tersebut memakan waktu 2 jam karena kami kebingungan mencari alamat tersebut.
Sesampainya di alamat tersebut. kami tidak bisa menemukan sesuatu yang mewakili atau signate dari Kampoeng Goenoeng, dari situ kami berputar mengililingi Kecamatan Bumiaji dengan harapan untuk menemukan setidaknya pintu masuk atau pemandangan alam seperti yang digambarkan di penelusuran website. Setelah mencari tanpa hasil kami memutuskan untuk bertanya kepada warga lokal yang bekerja di sekitar alamat tersebut. Ketika kami menanyakan di mana letak destinasi wisata Kampoeng Goenoeng, warga setempat menyatakan bahwa ia tidak pernah mendengar Kampoeng Goenoeng di tempat tersebut.
Di tengah waktu yang sedikit kami memutuskan untuk tetap melakukan pencarian , kami berhernti di jalan dan melakukan berbagai penelusuran mengenai Kampoeng Goenoeng. Ketika kami menelusuri, salah satu website menyatakan bahwa lokasinya berada di jalan Kenanga No.197, Oro-Oro Ombo, Kec. Batu, Kota Batu, Jawa Timur 65316. Tidak ingin kebingungan kami memutuskan untuk bertanya ke balai Kota Batu. Namun sayangnya untuk bertanya kita membutuhkan surat izin. Kami pun memutuskan untuk berkunjung ke alamat tersebut dengan keyakinan bahwa alamat ini merupakan yang asli. Sesampainya disana kita tidak dapat menemukan destinasi tersebut, marka atau signate yang melambangkan Kampoeng Goenoeng tidak dapat ditemukan. Dikarenakan berbagai alamat yang ditunjukan oleh beberapabersifat sporadis dan berbeda beda, kami memutuskan untuk membatalkan pencarian kami dan melakukan penelitian di tempat destinasi lainnya.
Walau pencarian kami gagal, pencarian ini tetap membuat kami penasaran sampai hari ini. Apakah tempat itu betul ada atau hanyalah fiktif belaka. Kami mengembangkan beberapa kemungkinan mengenai keberadaan Kampeng Goenoeng. Kemungkinan pertama yaitu Kampoeng Goenoeng merupakan tempat wisata digital yang bisa diakses melalui platform digital. Namun jika kita lihat syarat adanya kegiatan pariwisata yaitu jika destinasi wisata tersebut ada secara nyata sehingga kemungkinan ini tidak dipertimbangkan. Kemungkinan kedua yaitu Kampoeng Goenoeng merupakan tempat destinasi yang pernah ada dan usaha tempat tersebut menutup usahanya kemungkinan dikarenakan tidak adanya pemasukan yang cukup atau bangkrut, namun tidak ada bukti untuk mengkonfirmasi benarnya kemungkinan ini dikarenakan berdasarkan informasi dari lapangan maupun secara daring tidak ada yang menunjukan referensi untuk penutupan destinasi wisata Kampoeng Goenoeng. Kemungkinan ketiga adalah bahwa destinasi wisata ini merupakan suatu hoax yang dibuat seseorang dan tempat wisata ini tidak pernah ada sama sekali. Mengapa artikel mengenai Kampoeng Goenoeng sangat banyak bermunculan dapat disimpulkan bahwa sebuah cerita atau tulisan dalam bentuk apa pun yang bersifat menyesatkan dari satu sumber yang menjadi narasumber untuk website lain dan membentuk suatu rantai publikasi tulisan mengenai informasi yang hampir sama, dengan kata lain website meniru deskripsi dari website lain.
EDITOR : SITI NIKMAH